Rekomendasi Buku yang Wajib Dibaca: Bincang Santai dengan Pembaca Ozip

Tanggal 17 Mei lalu, Indonesia memperingati Hari Buku Nasional. Peringatan ini dimulai pertama kali pada tahun 2002 oleh Menteri Pendidikan kala itu yaitu Abdul Malik Fadjar untuk terus mengingatkan kita akan pentingnya budaya membaca. Dipilihnya tanggal 17 Mei juga bukan tanpa dasar, hal ini karena 17 Mei bertepatan dengan hari berdirinya Perpustakaan Republik Indonesia yaitu pada 17 Mei 1980.

Di Indonesia sendiri, budaya literasi masih penting untuk terus didorong karena berdasarkan berbagai penelitian salah satunya survey dari UNESCO tahun 2011, minat membaca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Padahal membaca buku memiliki banyak manfaat seperti menambah wawasan, melatih otak kita untuk berpikir lebih kritis, mendatangkan inspirasi, membuka pikiran, dan masih banyak manfaat lainnya.

Kali ini Ozip berkesempatan untuk mengobrol santai dengan para pembaca Ozip dari berbagai latar belakang seputar buku favorit mereka. Semoga bisa menjadi inspirasimu untuk kembali giat membaca buku yah!

Genoveva Lynetta, Chef

Q: Apa judul buku terfavorit yang pernah kamu baca?

A: Cravings by Chrissy Teigen

Q: Buku ini bercerita tentang apa?

A: Buku ini berisi resep-resep makanan barat terbaik yang sometimes orang hanya sekadar tahu makanannya saja tapi tidak familiar dengan cara membuatnya

Q: Mengapa suka dengan buku ini?

A: Unik, menarik, dan fun untuk dibaca. Selain itu benar-benar menambah pengetahuan saya seputar makanan barat

Q: Hal apa yang paling tidak bisa kamu lupakan dari buku ini? 

A: Seperti yang tertulis disampul bukunya yaitu “Recipes for all the food you want to eat”, buku ini memang tergolong lengkap dan cocok dengan saya yang memang hobi memasak dan mencoba masakan baru.

Marsha Julyan,

Kindergarten Teacher

Q: Apa judul buku terfavorit yang pernah kamu baca?

A: Semua orang yang kenal aku pasti tahu kalo aku suka the Harry Potter series. Tapi jujur, itu bukan buku favoritku. The Whisper Man by Alex North, wow banget.

Q: Buku ini bercerita tentang apa?

A: Seorang single father bernama Tom dengan anaknya yang berumur 7 tahun, Jake, menemukan rumah tinggal baru di daerah Featherbank yang ternyata memiliki latar belakang yang kurang menyenangkan. Ternyata dulu sekali, sekitar 20 tahun yang lalu, banyak kasus anak diculik oleh orang yang disebut The Whisper Man, yang akhirnya ditangkap dan ditahan di penjara. Namun, baru-baru ini ada anak hilang lagi padahal The Whisper Man sudah berada dalam penjara. Terus siapa dong yang melakukan penculikan ini sekarang? Waktu Jake mulai mendengar suara-suara aneh di rumahnya, Tom bekerja sama dengan detektif setempat, Pete dan Amanda, untuk melindungi Jake sekaligus mencari anak yang hilang itu. Nah, itu mulai bikin merinding disko.

Q: Kenapa suka dengan buku ini?

A: The Whisper Man termasuk kategori thriller, and it’s my favorite genre! Karena setiap mau balik halaman bikin aku deg-degan terus. Juga ada beberapa twists yang bikin mataku melotot. Semua tergantung cara penulisnya mendeskripsikan situasi yang terjadi. Alex North ini menggunakan adjective yang cocok untuk menggaet pembaca. Aku juga seneng ngikutin hubungan Tom dan Jake yang canggung, tapi seiring jalannya alur cerita dijelaskan sebenarnya mereka bener-bener peduli satu sama lain. Oh iya trus ada latar belakang detektifnya juga yang bikin nangis, tapi aku gak mau spoiler ceritanya haha.

Q: Hal apa yang paling tidak bisa kamu lupakan dari buku ini?

A: Aku secara nggak sadar meneteskan air mata saat Detektif Pete dan Amanda menolak untuk pulang dari kantornya karena mereka harus mencari anak yang hilang tersebut sambil melihat foto-foto korban 20 tahun yang lalu. Walaupun novel ini hanya fiksi, tapi kasus seperti ini bener-bener ada; anak hilang dan detektif yang harus menyampaikan progress-nya ke para orangtua. Belum lagi di novel ini juga dideskripsikan keadaan korban setelah ditemukan. Alex North juga menulis dari sudut pandang anak yang diculik, jujur itu yang bikin aku emosional.

“What are we doing, Jake?” she whispered.

“I don’t know”.

“What are we being?”

Now he understood.

“Brave,” he whispered back. “We’re being brave”.

Samantha, Karyawan

Q: Apa judul buku terfavorit yang pernah kamu baca?

A: My Little Perfect World by Jimmy Liao

Q: Buku ini bercerita tentang apa?

A: Buku ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama WanMei (artinya perfect) dalam melihat dunianya.

Q: Kenapa suka dengan buku ini?

A: Aku suka karena buku ini menceritakan perfection di berbagai aspek dalam kehidupan dan point of view-nya cukup menarik karena seolah-olah dilihat dari sisi anak-anak.

Q: Hal apa yang paling tidak bisa kamu lupakan dari buku ini?

A: Yang paling tidak bisa dilupakan, bagian terakhir dari buku, menceritakan bahwa “There is no absolute perfect world. Although there is no big perfection in this world, there are many little perfections. By accumulating those little perfections, gradually it will get close to the big perfection”.

Teks: Stefanie Grace

Foto: Dari berbagai sumber