Perkembangan Studi Indonesia di Australia

Sebagai negara tetangga terdekat Australia kedua setelah Selandia Baru, Indonesia memegang peranan penting dalam mempengaruhi ekonomi, adat istiadat dan sentimen bisnis Australia. Kerjasama dan hubungan bilateral Indo-Australia pun menjadi kian penting dan berharga. Sebagai negara berkembang, Indonesia dapat menjadi sumber ekonomi dan keuangan utama bagi sektor ekspor dan impor Australia (dan sebaliknya). Sebagai negara yang maju, Australia dapat menjadi teladan dan contoh bagi Indonesia dalam mengembangkan infrastruktur, fasilitas umum dan undang-undang yang memastikan kesejahteraan masyarakat. Walaupun masih terdapat perbedaan pendapat dan kesalahpahaman antar kedua negara ini, tidak dapat disangkalkan bahwa kepentingan relasi Indonesia dan Australia menjadi faktor besar dalam memastikan keberlangsungan kesejahteraan kedua negara ini.

Guna membina kedekatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia, komunitas-komunitas masyarakat lokal Australia dan pihak-pihak universitas turut mendukung inisiatif-inisiatif lokal dalam memperkenalkan adat dan budaya Indonesia di tanah Australia. Salah satu inisiatif tersebut adalah melalui studi bahasa dan sejarah Indonesia. Memberikan kesempatan bagi pemuda-pemudi dan masyarakat Australia dalam mendalami pengetahuan mereka tentang Indonesia akan menjadi sebuah wadah yang turut mendukung kecintaan dan ketertarikan terhadap Indonesia. Ke depannya, tentu hal ini dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan meningkatkan rasa hormat antarbudaya. Perlu pula diingat bahwa budaya dan kebiasaan hidup Indonesia dan Australia sungguh berbeda. Oleh karena itu, edukasi kebudayaan turut membantu membukakan mata masyarakat kedua negara dalam mengemban perbedaan budaya tersebut.

Salah satu pendukung gerakan edukasi budaya ini adalah Yacinta Kurniasih. Yacinta telah lama mengukir prestasi di bidang studi bahasa dan budaya Indonesia. Ia pertama diundang untuk datang ke Tasmania pada tahun 1994 dimana ia bekerja sebagai Indonesian Guest Teacher di sekolah-sekolah wilayah Tasmania Utara, termasuk di University of Tasmania. Sembari mengajar, ia juga berhasil menyelesaikan studi gelar M.ED. In Applied Linguistics, TESOL and LOTE dari University of Tasmania. Di bulan Februari 1997, ia bergabung dengan Monash Indonesia Program dimana Yacinta mengajarkan bahasa Indonesia dan Jawa kepada mahasiswa-mahasiswi yang tertarik dengan budaya Indonesia. Kini, ia masih tetap aktif dalam mengajar dan menginspirasi anak-anak Indonesia dan Australia untuk saling berbagi pengetahuan dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang dipelopori oleh mahasiwa-mahasiswi Indonesia.

Yacinta berbagi pengalamannya bahwa studi Indonesia di Australia telah berkembang sejak ia pertama menginjakkan kaki di tanah Australia. Semakin banyaknya organisasi mahasiswa-mahasiswi yang mendukung integrase budaya Indonesia di Australia memperluas wadah yang dapat digunakan pemuda-pemudi Australia untuk lebih banyak belajar tentang budaya dan tradisi bangsa Indonesia. Hal ini tentu akan menjadi pendorong semangat belajar anak-anak lokal Australia guna mendalami pengetahuan mereka tentang Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa kehadiran masyarakat Indonesia di Australia merupakan sebuah aset yang dapat digunakan untuk lebih memfasilitasi pengajaran dan pendalaman studi Indonesia kepada orang-orang Australia.

“Hal ini terutama karena masyarakat Indonesia di Australia memiliki kemampuan untuk mempromisikan budaya Indonesia secara langsung. Berbekal ilmu dan budaya Indonesia, masyarakat Indonesia dapat memegang peranan yang lebih aktif dan proaktif dalam membantu masyarakat Australia semakin mengemban prinsip hidup Indonesia,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Yacinta berharap agar masyarakat Indonesia menyadari besarnya peranan yang mereka miliki dan menjadi lebih aktif dalam melibatkan diri dengan masyarakat Australia yang tertarik mempelajari budaya bangsa. Ia juga menyatakan bahwa dirinya sangat senang melihat adanya ketertarikan oleh anak-anak lokal yang tetap bersemangat mempelajari Bahasa Indonesia.

Dalam wawancaranya, Yacinta berkata, “Mereka inilah yang akan menjadi penerus masa depan pendidikan Australia. Oleh sebab itu, libatkanlah mereka dalam acara-acara dan pendidikan bahasa Indonesia setempat. Hal ini tentu menjadi salah satu alasan kuat perlunya pendidikan bahasa Indonesia di Australia.”    

Kenyataan Indonesia sebagai negara terdekat kedua Australia pun dapat menjadi sebuah contoh bagi negara-negara lain. Jika kedua negara berhasil mengesampingkan perbedaan dan menjunjung kerjasama, hal ini tentu akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri kedua negara yang mampu melihat lebih dari sekedar warna kulit dan corak budaya. Alhasil, Indonesia dan Australia pun dapat menjalin hubungan yang harmonis dan rukun untuk masa depan generasi muda mereka sendiri.

Teks: Destari Puspa Pertiwi
Foto: Yacinta Kurniasih