Pegangkatan Anggota PANTARLIH (Panitia Daftar Pemilih) 2018 di KJRI Melbourne

Mengingat semakin dekatnya waktu pemilihan umum alias pesta demokrasi Indonesia tahun 2019 mendatang, banyak warga negara Indonesia yang bersiap diri menggunakan hak pilihnya di pemilu presiden dan legislatif tahun depan. Tidak hanya di Indonesia, pesta demokrasi juga dirasa akan semakin semarak di luar negeri dengan semangat para diaspora Indonesia dalam pemilu 2019.

Rabu, 11 April lalu, Konsulat Jendral Republik Indonesia baru saja mengadakan acara pengangkatan Panitia Daftar Pemilih tetap bertempat di kantor KJRI 72 Queens Road Melbourne. Terdapat 18 orang anggota yang diangkat menjadi panitia dan dilantik oleh Bapak Izvet Novera selaku ketua panitia pengangkatan anggota pantarlih. Dari segi konsep Pemilu, ada perbedaan mendasar antara Pemilu 2014 dan 2019 mendatang. Di kawasan Melbourne dan Tasmania, pencoblosan Pemilu presiden dan legislatif yang dulu diadakan secara terpisah dengan selisih waktu 3 bulan kini diadakan serentak dalam waktu yang bersamaan. Ketika ditanya perihal keefektifan dari perubahan konsep pemilu tersebut, Bapak Izvet mengaku konsep baru ini akan lebih efektif karena diadakan di waktu yang sama. Mengingat hari pencoblosan hanya dapat diadakan di akhir pekan untuk memudahkan WNI di Melbourne dan Tasmania yang bekerja,  pemilih tidak perlu datang dua kali ke TPS. Cukup sekali saja datang ke TPS untuk memilih calon presiden dan legislatif di hari yang sama. Panitia inti dari Pemilu juga tidak perlu mengadakan pencoblosan dua kali. “Sekali langsung beres”, tuturnya.

18 anggota Pantarlih menandatangani surat kontrak kerja Pantarlih

 

Namun demikian, beliau juga mengatakan bahwa perubahan konsep Pemilu yang dipadatkan tersebut juga akan membuat semakin padatnya perhitungan suara lantaran diadakan secara bersamaan. Oleh karenanya, kami dari panitia inti juga sedang merancang alternatif agar perhitungan suara tetap berjalan lancar dan efektif.

Menurut Bapak Izvet, pemilu presiden Indonesia dan legislatif akan diadakan pada tanggal 13 April 2019 mendatang dan diberi rentang waktu lebih awal dari hari Pemilu di Indonesia. Hal ini disebabkan hari Pemilu yang hanya dapat diadakan pada akhir pekan saja untuk membantu WNI yang bekerja pada hari Senin sampai Jumat.

Selain itu, beliau juga mengutarakan beberapa tahapan yang harus dipersiapkan menjelang Pemilu presiden Indonesian dan legislatif 2019 di luar negeri. Data pemilih di wilayah Melbourne dan Tasmania menjadi hal paling mendasar yang harus diperhatikan dalam acara Pemilu tahun depan. Tugas Pantarlih inilah yang akan mencari data pemilih tetap tersebut. Mereka akan mendata identitas serta biodata mulai dari nama lengkap, alamat, umur, tanggal kedatangan ke Melbourne dan Tasmania, para pemilih tetap di kawasan Melbourne dan Tasmania serta memastikan tidak ada kesalahan dalam data tersebut. Setelah itu, semua daftar pemilih tetap akan diserahkan ke pusat KPU Jakarta untuk dianalisa.

Pengangkatan anggota Pantarlih ini hanya akan berlangsung selama 3 bulan. Tugas mereka hanya mendata dan memastikan tidak ada pemilih ganda. Setelah itu, akan diadakan lagi pengangkatan panitia Pemilu tahun depan. Selain menjadi anggota Pantarlih, 18 orang ini juga akan dilibatkan dalam panitia Pemilu tahun 2019 mendatang yang akan mengawasi pemilu di kurang lebih 16 TPS di Melbourne dan Tasmania.

Oleh Nudia Imarotul Husna