Nuansa Lebaran ala Melbourne

Hari raya Idul Fitri tahun 2019 jatuh pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2019. Tanggal ini bertepatan juga dengan tanggal 1 Syawal tahun 1440 Hijriyah di Kalender Hijriyah. Bagi para perantau yang tinggal di kota Melbourne, banyaknya komunitas muslim di Australia yang mengadakan sesi shalat Idul Fitri berjamaah tentu menjadi sebuah kejutan tersendiri.

Di wilayah Victoria misalnya, terdapat lebih dari 5 titik shalat Eid untuk lebaran tahun ini. Beberapa diantaranya adalah Altona Badminton Center di Western Suburb yang diimami oleh Ust. Feri Firmansyah dan Ust. H. Zulkarim, LC, MA sebagai khatib; KJRI Melbourne yang diimami oleh Ust. Hamim Jufri; Flagstaff Garden untuk warga sekitar Central Business District; Springvale City Hall untuk masyarakat muslim di area Tenggara yang diimami oleh B. Wildan Sani Rasyid dan Ust. Nuim Khaiyath dan Brunswick Sport Stadium untuk warga di daerah utara Melbourne.

Kali ini, OZIP meliput prosesi shalat Idul Fitri di Brunswick Sport Stadium karena banyaknya orang-orang Indonesia yang berkumpul di daerah stadium ini. Kegiatan dimulai pada pukul 07:30 pagi sebelum dilanjutkan dengan shalat sekitar pukul 08:00 pagi. Semua peserta yang datang ke Brunswick Sport Stadium disambut hangat oleh pihak panitia. Panitia juga menyediakan sandal plastik sehingga jamaah shalat bisa membawa alas kaki mereka masuk ke dalam stadium.

Setelah panitia menjelaskan prosesi shalat dan jumlah takbir shalat Eid, shalat pun kemudian dipimpin oleh Ust. M. Saihul Basyir. Prosesi sembahyang pun berjalan lancar dan ditutup dengan ceramah yang cukup panjang.

Setelah shalat selesai, para jamaah pun mulai saling bermaaf-maafan dan berfoto ria. Kegiatan penuh khidmat dan khusyuk ini pun didampingi oleh senda gurau dan canda tawa para umat yang merayakan hari kemenangan. Anak-anak kecil berlarian kesana-kemari dengan penuh keceriaan, para remaja sibuk dengan filter selfie dan para orang tua yang saling memeluk haru akan berlalunya Ramadhan. Sensasi emosi yang berbeda-beda menyatu dalam satu ruangan yang sejadinya dingin menjadi hangat.

Pihak panitia shalat turut menyediakan kudapan khas Indonesia bagi para jamaah shalat. Ibrahim Malik, salah satu panitia yang sedang membagikan makanan ringan kepada para jamaah mengungkapkan bahwa mereka telah semalaman mempersiapkan venue dan menyusun kudapan diatas meja untuk disantap selesai shalat. Menariknya, sebagian besar jamaah lebih mengutamakan mengabadikan momen ini dengan berfoto bersama ketimbang memburu hidangan yang telah disediakan.

Seorang jamaah mengungkapkan kebahagiaannya bisa berkumpul dengan banyak warga Indonesia untuk merayakan lebaran, meskipun harus berada jauh dari orang tua yang berada di rumah. “Berkumpul dengan orang Indonesia di rantau membantu mengobati rasa rindu akan kampung halaman” papar Siti Suryani, mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi Master of Information System di University of Melbourne. Dia juga bercerita bahwa memilih Brunswick Sport Stadium sebagai tempat shalat adalah pilihan yang paling tepat, karena tahun sebelumnya, gadis yang biasa di sapa Yani ini melakukan shalat Eid di Flagstaff Garden dan tidak menemukan banyak orang Indonesia, “Jadi setalah shalat malah merasa kesepian,” tambahnya.

Jamaah lain juga bercerita bahwa dia cukup terharu karena tahun ini bisa ikut shalat Eid berjamaah bersama komunitas Indonesia. Di tahun sebelumnya, jadwal ujian yang bertentangan dengan hari raya membuat dirinya tidak dapat berpartisipasi di shalat Eid tahun lalu. Azki Nuril Ilmiyah, seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi Master of Commerce (Actuarial Science) lanjut bercerita, “Saya sengaja ikut ajakan teman-teman untuk bergabung shalat di Brunswick Sport Stadium. Karena katanya nuansanya lebih serasa di rumah. Setelah shalat, ada sesi salam-salaman dan maaf-maafan.” Meski dirinya cukup sedih karena harus merayakan hari istimewa ini jauh dari keluarga, namun ia bersyukur dengan adanya kemajuan teknologi yang bisa memudahkan komunikasi dengan keluarganya melalui video call.

Kedua mahasiswa ini memaparkan hal yang cukup serupa mengenai kegiatan yang mereka lakukan setelah shalat lebaran. Mereka akan berkumpul bersama teman-teman sembari menyantap masakan khas lebaran bersama sebelum dilanjutkan dengan sesi belajar untuk persiapan ujian.

Merayakan hari besar seperti lebaran jauh dari keluarga memang menjadi sebuah tantangan besar bagi para anak muda yang merantau mencari ilmu. Namun, dukungan dari sesama teman dan keluarga lokal menjadi motivasi tersendiri untuk mereka. Kemajuan teknologi juga turut membantu terkoneksinya hubungan para perantau dengan keluarga yang ada di Indonesia.

Di tengah bulan Juni yang membawa nuansa khidmat dan kebahagiaan ini, semoga Anda semua dapat senantiasa berkumpul dan berkumpul bersama orang-orang yang Anda sayangi. Salam sejahtera untuk Anda semua.

Teks dan foto: Siti Mahdaria