Nick Molodysky, Warga Australia Pecinta Kuliner Indonesia

Masakan Indonesia memanglah begitu spesial dan beragam. Bagaimana tidak, Nusantara yang terdiri dari 6.000 pulau berpenghuni dengan suku adatnya sendiri menghasilkan keanekaragaman masakan daerah. Secara garis besar, hidangan di Indonesia dipengaruhi oleh tradisi yang dibawa oleh para pedagang Tiongkok, India, Timur Tengah, dan Eropa dari masa lampau. Karena itu pula, masakan Indonesia kaya akan rempah-rempah seperti jahe, kencur, kunyit, kemiri, kelapa, dan sebagainya. Hasilnya adalah hidangan yang begitu lezat. Tidak aneh kalau banyak yang jatuh cinta.

Salah satu sosok yang begitu terpukau oleh kuliner Indonesia adalah Nicholas Molodysky. Lahir dan dibesarkan di Sydney, Australia, Nick pertama kali berkenalan dengan kuliner Indonesia melalui kelas Bahasa Indonesia di sekolahnya ketika SD. Pada saat itu, dia ingat seseorang datang membawa bermacam-macam kerupuk untuk dicoba. Wow, pikirnya, makanan Indonesia begitu lezat dan beragam!

Ketertarikan Nick dengan kuliner Indonesia menimbulkan sebuah hobi, yaitu memasak sendiri hidangan khas Nusantara. Ia merekam semua masakan Indonesia yang ia olah melalui akun Instagram @masak2dengannick. Tak hanya berbagi hasil masakan, pria yang fasih berbahasa Indonesia ini juga berbagi catatan “perjalanan lidah” serta passion-nya terhadap masakan Indonesia melalui akun Instagramnya itu. Banyak orang mengapresiasi Nick melalui Instagram. Akun yang kini memiliki 119.000 follower itu banyak menerima komentar positif karena Nick dipandang unik dan menginspirasi.

Baru-baru ini, Nick menerbitkan buku resep jajan pasar Indonesia berjudul “Aneka Jajanan Pasar Klasik & Variannya”. Buku tersebut diterbitkan oleh penerbit DeMedia, salah satu penerbit buku masakan yang populer di negara Indonesia. Tim OZIP duduk dengan Nick untuk mencari tahu, kok bisa dia begitu cinta dengan kuliner Indonesia?

OZIP: Hai Nick! Sebelum kita mulai mau tanya sedikit, mengapa kamu memilih memasak jajanan dan bukan jenis makanan lainnya?

Nick: Sebenarnya saya fokus ke semuanya sih, bukan hanya jajan pasar. Tapi, buku pertama saya memang tentang jajan pasar karena menurut saya jajan pasar itu sesuatu yang sangat khas di Asia Tenggara, jarang ada yang seperti itu di luar Asia Tenggara. Selain itu, biasanya setiap kue dan jajan pasar memiliki sejarahnya masing-masing. Ada perayaannya, ada arti di belakang bentuknya, dan sebagainya.

O: Apa yang membuat Anda menyukai jajanan Indonesia yang memiliki cita rasa, teknik, dan metode memasak yang tentu sangat berbeda dengan jajanan khas Australia?

N: Tentu saja karena rasanya yang enak. Jajanan dan kue basah seperti yang ada di Indonesia tidak ada di Australia. Selain itu, saya juga tertarik akan sejarah dan makna yang ada di balik kue-kue itu sendiri.

O: Apakah ada pendekatan khusus ketika memasak jajanan Indonesia? Misalnya, mix-match cara memasak Eastern dan Western cuisine, atau memberikan sentuhan personal Anda sendiri dengan memodifikasi bahan?

N: Saya biasanya memasak makanan Indonesia dengan campuran sentuhan personal dan mempertahankan agar menjadi seorisinil mungkin. Di buku saya yang jajan pasar ada banyak resep orisinil, tapi banyak juga yang saya modifikasi supaya lebih kekinian.

O: Memasak jajanan Indonesia di Australia bisa dibilang gampang-gampang susah. Ada banyak bahan dan alat memasak yang tidak ditemukan di Australia. Bagaimana trik Anda saat mengalami tantangan seperti ini?

N: Di Sydney, komunitas Indonesianya cukup besar, jadi semua bahan mudah ditemukan. Jarang sekali ada yang tidak bisa dibeli.

O: Apakah Anda pernah memperkenalkan atau menjual jajanan buatan Anda kepada masyarakat Indonesia maupun lokal yang ada di Australia? Bagaimana sambutan mereka terhadap jajanan Indonesia yang Anda buat?

N: Beberapa tahun yang lalu saya suka memasak kue talam ubi, kue pepe dan kue ku, dan menjualnya di kalangan komunitas Indonesia di Sydney. Setiap kali membuka pre-order, kue saya selalu habis laku. Tanggapan yang begitu baik itulah yang kemudian membuat saya menjadi pede menerbitkan buku.

O: Bagaimana proses penulisan buku “Aneka Jajanan Pasar Klasik & Variannya” dari awal hingga akhir? Apa tantangan terbesar yang Anda lalui untuk menerbitkan buku tersebut sampai dijual di pelosok Indonesia?

N: Dari dulu saya selalu pingin menulis buku tentang jajan pasar, tinggal mencari penerbit yang cocok. Proses pembuatan dan penerbitan buku ini secara umum cukup makan waktu, dan menurut saya tantangan terbesar adalah mengikuti proses penerbitan buku sambil kerja full-time.

O: Anda sudah banyak mengunjungi kota-kota di Indonesia dan mencoba kulinernya. Jajanan dari kota/provinsi mana yang paling Anda suka?

N: Aduh untuk pertanyaan ini tidak bisa saya jawab, karena masing-masing kota mempunyai ciri khas tersendiri. Di setiap kota yang saya kunjungi pasti ada satu kuliner yang saya suka sekali.

O: Apa mimpi/keinginan Anda ke depan terkait dengan perkembangan kuliner khas/jajanan Indonesia di Australia?

N: Saya ingin orang tahu masakan Indonesia lebih dari gado-gado dan rendang. Dua makanan ini enak sekali, tapi Indonesia punya ribuan jenis makanan, dan banyak orang belum tahu itu.

O: Apakah ada rencana untuk menulis buku lagi ke depannya?

N: Saat ini saya sedang dalam proses menulis buku tentang masakan Tionghoa-Indonesia. Kalau semuanya berjalan lancar, buku ini akan terbit antara pertengahan atau akhir tahun ini. Bukunya akan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia, dengan terjemahan versi Bahasa Inggrisnya akan menyusul beberapa bulan kemudian.

Buku Nick dapat ditemukan di Gramedia se-Indonesia. Untuk mencari tahu lebih lanjut, dapat mengintip blognya

www.masakmasakdengannick.com dan follow dia di akun Instagram @masak2dengannick.

Teks: Rachel Melisa

Foto: dok. Nicholas Molodysky