Momen Gerhana Super Blood Moon

Pada tanggal 26 Mei 2021, publik di seluruh dunia menantikan sebuah peristiwa alam berupa terjadinya gerhana bulan total atau yang sering juga disebut Super Blood Moon

Seperti kita ketahui, bulan bergerak dalam orbit yang mengelilingi bumi. Di waktu yang bersamaan, bumi bergerak mengorbit matahari. Saat terjadinya gerhana bulan total, bumi berada diantara bulan dan matahari sehingga menghalangi cahaya matahari yang biasanya dipantulkan oleh bulan. Kejadian ini pun menyebabkan bayangan bumi yang menghalangi cahaya tersebut. Peristiwa ini biasanya terjadi saat bulan purnama.

Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), momen gerhana bulan total terjadi saat posisi matahari dan bulan letaknya berlawanan dengan letak bumi. Perlu diketahui bahwa terdapat tiga jenis gerhana bulan yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian dan gerhana bulan penumbra. Untuk super blood moon, cahaya matahari yang melewati atmosfer bumi menyebabkan atmosfer menyaring sebagian besar cahaya biru dan membuat bulan tampak berwarna merah jika dilihat dari bumi. 

Momen langka terjadinya gerhana bulan total ini berlangsung selama beberapa jam. Dikutip dari laman resmi Observatorium Boscha, dalam satu tahun terjadi dua hingga tiga kali gerhana bulan. Sepanjang tahun 2021 ini, gerhana bulan terjadi secara berturut – turut di tanggal 26 Mei dan 19 November dalam bentuk gerhana bulan total (GBT) dan gerhana bulan Sebagian (GBS).

Selain penjelasan ilmiah di atas, ada beberapa mitos yang berkembang di berbagai belahan dunia terkait proses terjadinya super blood moon. Sebuah kepercayaan yang berkembang di China mengungkapkan bahwa warna merah layaknya darah yang terlihat pada bulan ini berkaitan dengan naga haus darah yang akan memangsa umat manusia. Untuk mengusir hal tersebut, warga akan menggelar pertunjukan seni sampai bulan kembali ke posisi semula. 

Sementara itu di Yunani, ada kepercayaan yang menyebutkan bahwa peristiwa ini merupakan sebuah tanda bencana. Selain itu di beberapa negara seperti Mexico, India, dan bahkan Indonesia, disebutkan bahwa ketika gerhana bulan terjadi perempuan hamil tidak boleh keluar rumah dan dianjurkan membawa gunting sebagai alat pelindung.

Teks: Destari Puspa Pertiwi

Foto: Berbagai sumber