Menjawab Misteri Seputar Organisasi Non-Profit

Australia sendiri merupakan negara yang ideal bagi perkembangan organisasi non-profit. Di tahun 2017 sendiri tercatat sebanyak 257,000 organisasi non-profit beroperasi penuh di tanah Australia. Selain organisasi non-profit internasional seperti UNICEF, Australia turut memiliki organisasi non-profit sendiri yang teregistrasi dan diawasi oleh badan pengawasan Australian Charities and Non for Profits Commission (ACNC). 

Jika dibandingkan dengan organisasi-organisasi for profit atau yang biasa kita sebut dengan istilah “bisnis”, organisasi non-profit tampaknya beroperasi dengan dana yang kesannya minimal. Berbeda dengan organisasi for profit, keuntungan yang diraup oleh organisasi non-profit harus disumbangkan kembali kepada pihak masyarakat. Oleh karenanya, penting bagi mereka untuk memastikan bahwa dana yang dimiliki dimaksimalkan penggunaannya agar dapat diraup manfaat yang maksimal. 

Selain itu, mungkin masih ada beberapa pertanyaan yang Anda miliki sehubungan dengan cara kerja organisasi non-profit. Oleh karena itu mari kita coba kupas kembali model bisnis organisasi non-profit dan melihat lebih dalam cara kerja organisasi non-profit dengan mengupas beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai organisasi non-profit:

Apakah organisasi non-profit tidak meraup keuntungan apapun?

Layaknya sebuah bisnis, organisasi non-profit terkadang memiliki surplus kas yang diterima dari donasi masyarakat. Ketika ini terjadi, organisasi dapat memilih untuk mengembalikan dana tersebut kepada masyarakat yang mendonasi, menggunakan dana yang tersisa untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tambahan guna meningkatkan publisitas atau menggunakan dana yang tersisa untuk membeli pangan dan sandang yang kemudian dibagikan kepada orang-orang yang memerlukan. Pada akhirnya, organisasi non-profit tidak boleh memegang keuntungan di kantong sendiri, semua dana yang ada harus dipakai untuk memaksimalkan pengeluaran dan bantuan kepada orang lain.

Apakah organisasi non-profit diizinkan untuk menginvestasikan dana yang diterima?

Secara hukum, tidak ada peraturan yang melarang dana sumbangan untuk digunakan sebagai dana investasi. Namun, kembali ke pertanyaan pertama, segala keuntungan yang diterima dari hasil investasi harus digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Prioritas dari organisasi non-profit adalah untuk membantu orang-orang yang kurang mampu. Oleh karena itu, dana yang diperoleh tidak terbatas kepada donasi saja. Selama dana yang diperoleh digunakan kembali untuk membantu orang-orang yang kurang mampu, dana tersebut tetap dihitung sebagai dana donasi bersih yang layak digunakan.

Selain donasi, apakah organisasi non-profit menggunakan cara-cara lain untuk memperoleh dana sendiri?

Jawaban singkatnya adalah iya. Beberapa organisasi non-profit dapat meminta bantuan organisasi for profit untuk turut mendanai kegiatan-kegiatan atau menjadi sponsor dari organisasi non-profit. Selain pemotongan pajak, organisasi for profit juga dapat meraup keuntungan publisitas positif dalam bentuk CSR (corporate social responsibility) di mata publik dengan menjadi bagian dari sponsor organisasi non-profit. Beberapa organisasi juga dapat membantu klien-klien non-profit karena usaha mereka selaras dengan kondisi target audience organisasi non-profit tersebut. Contohnya, organisasi non-profit yang membantu korban kecelakaan akan memiliki klien yang kebutuhannya selaras dengan agen asuransi kecelakaan. Motif ini mungkin dapat mendorong beberapa organisasi untuk bekerja sama dengan organisasi non-profit. Meskipun tidak ada hukum yang melarang kerjasama sejenis ini, organisasi non-profit tetap harus waspada akan adanya moral dilemma dengan menerima kerjasama jenis ini. 

Apakah anggota-anggota yang bekerja di organisasi non-profit mendapatkan upah kerja?

Staf-staf permanen organisasi non-profit tetap mendapatkan upah kerja atas kerja mereka. Meskipun jumlah upah yang diperoleh mungkin tidak sebanding dengan organisasi for profit, hal tersebut tetap tidak melarang karyawan-karyawan non-profit untuk memperoleh upah dan menyara kehidupan sendiri. Namun, organisasi tidak hanya bergantung kepada karyawan permanen mereka. Kebanyakan dari mereka juga memiliki sukarelawan-sukarelawan yang bersedia membantu jika diperlukan. Hal inilah yang banyak membedakan organisasi non-profit dari organisasi for profit dan menjadi tulang punggung utama dari organisasi non-profit.

Cara kerja organisasi non-profit tidak banyak berbeda dari organisasi for profit. Selayaknya bisnis manapun, mereka tetap memerlukan dana dan anggot a untuk beroperasi secara efektif. Namun, organisasi non-profit telah berhasil membentuk model bisnis sendiri yang membedakan mereka dari organisasi for profit pada umumnya. Dan menilai dari kinerja dan banyaknya organisasi non-profit dunia, model bisnis mereka turut terbilang cukup sukses di mata ekonomi dunia.

Teks: Edward Tanoto
Foro: Berbagai sumber