Mengenal Pahlawan dalam Uang Rupiah

Ketika membahas uang rupiah, lebih sering ingatan yang terlintas dalam benak kita adalah wajah-wajah pahlawan yang tertera pada selembar kertas tersebut: mulai dari Kapitan Pattimura di dalam pecahan uang 1.000 rupiah, Tuanku Imam Bonjol di lembaran 5.000 rupiah, sampai ke I Gusti Ngurah Rai di uang 50.000 rupiah. Tren menggambarkan pahlawan nasional dalam uang kertas rupiah masih berlanjut hingga sekarang dengan wajah pahlawan baru yang dikenalkan oleh Bank Indonesia pada bulan Desember 2016. Mengingat kita sudah memasuki bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan bangsa Indonesia, tidak ada salahnya mengenal lebih jauh pahlawan yang terlukis pada uang kertas rupiah edisi terbaru, bukan? 

Rp 1.000 – Cut Nyak Meutia 

Pahlawan yang terlukis pada uang Rp 1.000 adalah Cut Nyak Meutia, seorang pejuang dari Aceh. Lahir pada tahun 1870, beliau berjuang melawan penjajahan Belanda bersama suaminya, Teuku Cik Tunong. Hingga akhirnya Cik Tunong ditangkap dan dieksekusi oleh tentara Belanda di Lhokseumawe, Aceh pada tahun 1905. Menyusul gugurnya Cik Tunong, Cut Meutia melanjutkan perjuangan dengan sahabat Cik Tunong, Pang Nanggroe, yang kemudian menjadi suaminya. Cut Meutia terus melanjutkan pemberontakan melawan pasukan Belanda hingga tahun 1910, dimana beliau gugur dalam pertempuran di Alue Kurieng, Aceh. Pada tahun 1964, Cut Nyak Meutia dinyatakan sebagai pahlawan nasional Indonesia sesuai Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964. 

Rp 2.000 – Mohammad Husni Thamrin

Mohammad Husni Thamrin atau yang dikenal sebagai M.H. Thamrin adalah pahlawan Indonesia yang terlukis di pecahan Rp 2.000. Beliau lahir dari ayah orang Belanda dan ibu orang Betawi pada tahun 1894. Beliau dikenal sebagai salah satu politisi yang berpengaruh di era Hindia Belanda, terutama di daerah Batavia (sekarang Jakarta) ketika beliau diangkat sebagai wakil walikota Batavia pada tahun 1929. Selain itu, M.H. Thamrin juga dikenal sebagai tokoh Betawi pertama yang menjadi anggota Volksraad (dewan Hindia Belanda) dan tokoh yang berjasa dalam memajukan sepak bola Indonesia dalam kontribusinya mendirikan lapangan sepak bola untuk warga pribumi Hindia Belanda pada tahun 1932. M.H. Thamrin wafat pada tahun 1941 dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1960. 

Rp 5.000 – Idham Chalid 

Di uang Rp 5.000 terlukis wajah Dr. K.H. Idham Chalid, politisi berpengaruh dan pahlawan nasional Indonesia. Beliau lahir pada tahun 1921 di Satui, Kalimantan Selatan. Beliau banyak terlibat dalam politik Indonesia sebagai anggota Nahdlatul Ulama (NU), dimulai pada tahun 1952 ketika beliau bergerak di bidang pendidikan melalui organisasi sayap PB Ma’arif. Pada tahun 1955 menyusul dibentuknya kabinet Ali Sastroamidjojo II, Idham diangkat sebagai wakil perdana menteri hingga tahun 1959. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tahun 1968 hingga 1973 dan Ketua MPR/DPR RI dari tahun 1971 sampai 1973. Idham Chalid wafat pada tahun 2010 di Jakarta dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2011. 

Rp 10.000 – Frans Kaisiepo 

Pahlawan nasional Indonesia asal Papua, Frans Kaisiepo, adalah pahlawan yang terlukis di uang kertas Rp 10.000. Beliau lahir di Biak, Papua pada tahun 1921. Frans dikenal sebagai tokoh Papua pertama yang mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di Papua pada bulan Agustus 1945. Jasa Frans Kaisiepo yang lain adalah keterlibatannya dalam pembentukan Republik Indonesia Serikat pada tahun 1946 di Konferensi Malino sebagai wakil dari Papua. Istilah “Irian” yang digunakan sebagai nama provinsi Irian Jaya merupakan usulan beliau, berasal dari kata dalam bahasa Biak yang berarti “tempat yang panas”. Frans meninggal pada tahun 1979 di Jayapura dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1993. 

Rp 20.000 – G.S.S.J. Ratulangi 

Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau dikenal sebagai Sam Ratulangi adalah politisi dan pahlawan nasional Indonesia yang terlukis pada uang Rp 20.000. Lahir di Tondano, Minahasa pada tahun 1890, Sam Ratulangi merupakan pencetus motto kota Manado “si tou timou tumou tou” yang memiliki arti manusia baru dapat disebut manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Beliau terlibat dalam kemerdekaan Indonesia sebagai salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mewakili Sulawesi dan juga hadir dalam upacara pembacaan proklamasi pada 17 Agustus 1945. Menyusul proklamasi kemerdekaan, Sam Ratulangi terlibat dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan pengangkatan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada bulan September 1945 sebagai hasil perundingan PPKI, Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur Sulawesi yang pertama. Beliau meninggal pada tahun 1949 di Tondano dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia oleh Soekarno pada tahun 1961. 

Rp 50.000 – Ir. Juanda 

Menggantikan I Gusti Ngurah Rai di uang Rp 50.000 adalah Ir. H. Juanda Kartawijaya, pahlawan nasional Indonesia yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia yang terakhir, dari tahun 1957 hingga 1959. Lahir di Tasikmalaya pada tahun 1911, Juanda banyak berperan dalam pemerintahan Soekarno setelah Indonesia merdeka, di antara lain sebagai Menteri Perhubungan (1946-1949) dan Menteri Pekerjaan Umum (1948-1949). Namun, jasa terbesar Juanda datang dalam bentuk Deklarasi Djuanda yang dikeluarkan pada bulan Desember 1957 ketika beliau menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. Dalam Deklarasi Djuanda, menyatakan bahwa laut yang terdapat di dalam, sekitar, dan antara kepulauan Indonesia merupakan bagian dari satu kesatuan wilayah NKRI. Deklarasi ini masih relevan hingga sekarang dan Ir. Juanda pun ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1963, tahun beliau meninggal dunia.  

Rp 75.000 dan 100.000 – Ir. Soekarno & Mohammad Hatta

Pasangan pahlawan proklamasi Soekarno-Hatta sebenarnya sudah menjadi icon uang Rp 100.000 sejak tahun 1999. Kemunculan Soekarno sendiri di uang kertas rupiah adalah jauh sebelum itu, lebih tepatnya tahun 1946 di uang pecahan Rp 1. Terlukisnya wajah mereka di uang kertas dengan nilai tertinggi bukan hal yang mengagetkan, mengingat mereka adalah para pelopor berdirinya Indonesia sekaligus Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Meskipun wajah para pahlawan di uang rupiah silih berganti sejak 1999, wajah Soekarno-Hatta tetap identik dengan uang Rp 100.000 hingga kini. 

Menariknya, sekarang Soekarno-Hatta tidak hanya muncul di uang Rp 100.000 saja, namun juga di uang pecahan Rp 75.000 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada tanggal 17 Agustus 2020. Uang kertas edisi khusus ini diterbitkan dalam rangka menyambut 75 tahun Indonesia merdeka dan hanya dicetak sebanyak 75 juta lembar saja. Meskipun uang ini termasuk “barang langka”, uang Rp 75.000 masih bisa digunakan untuk bertransaksi sebagaimana uang Rupiah lainnya. Ini bukan pertama kali diterbitkannya uang edisi khusus. Sebelumnya, BI sudah pernah menerbitkan uang edisi khusus memperingati kemerdekaan Indonesia pada tahun 1970, 1990, dan 1995 dalam bentuk uang koin.  

Jadi bagaimana, apakah kalian sudah lebih kenal dengan pahlawan yang menghiasi uang rupiah kita? Dari sini kita bisa melihat bahwa para pahlawan nasional Indonesia tidak hanya berjuang dari segi fisik dengan berperang melawan penjajah, tapi juga dari segi politik. Terlepas dari bentuk perjuangan mereka, peran para pahlawan patut kita apresiasi dan tidak boleh kita lupakan. Selamat ulang tahun yang ke-75 Republik Indonesia, dan merdeka! 

Penulis: Jason Ngagianto

Foto: Berbagai sumber