MELIHAT POTRET WANITA MILENIAL INDONESIA DALAM HALAL BIHALAL DWP MELBOURNE

Ada yang berbeda dengan Halal Bihalal Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Melbourne tahun ini. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini setidaknya ada tiga agenda besar yang diusung dalam acara: Pertemuan Anggota III, Sosialisasi Organisasi DWP, dan Halal Bihalal. Pada hari Sabtu tanggal 29 Juni 2019, bertempat di Ruang Bhineka KJRI Melbourne, perhelatan halal bihalal yang digandeng dengan acara sosialisasi berlangsung dengan meriah. 

Sebelum acara dimulai, anggota DWP terlihat mengerubungi meja-meja panjang di sepanjang pojok ruangan. Hadirnya “Little Bazaar”, begitu istilah yang dipakai Ibu Susi (salah satu anggota sekaligus vendor yang mengisi satu-satunya lapak kosmetik DWP hari itu), menambah kemeriahan acara. Bersebelahan dengan bazaar kosmetik, terlihat lapak baju batik dan aksesoris berbahan batik. Tentu jajanan khas Indonesia selalu digandrungi terutama jika jauh dari tanah air. Karena itu, bazar kue dan sambal menjadi primadona pelanggan. Kue lapis, lemper, dan beragam kue lainnya turut menarik minat anggota DWP yang hadir. 

Alunan merdu gamelan yang ditabuh oleh sepuluh anggota DWP, termasuk didalamnya ketua DWP Ibu Sherry Abdi, membuka acara Halal Bihalal. Turut hadir juga Ibu Spica Tutuhatunewa, Konsulat Jenderal RI untuk Melbourne dan Tasmania dan dewan penasehat DWP. Dalam sambutannya, Ibu Spica melontarkan apresiasi besar kepada DWP karena stigma yang melekat pada organisasi perempuan tidak berlaku bagi DWP Melbourne. “Kalau dulu, organisasi perempuan, organisasi seperti Dharma Wanita itu hanya dilihat sebagai organisasi yang terfokus pada kumpul-kumpul ibu-ibu, fokus pada membina keluarga, aksi-aksi sosial. Tapi disini saya lihat sudah beranjak lebih kreatif dan lebih luas lagi dengan membantu dinas dalam mempromosikan Indonesia. Dari sekadar arisanan, sekarang itu lebih kepada not only women empowerment tapi family empowerment dan juga community empowerment which is good,” jelas Ibu Spica.

Menutup sambutannya, Ibu Spica mengungkapkan Indonesia mencatat sebuah sejarah baru yang membanggakan dengan berpartisipasi dalam pameran yang akan dihelat pada bulan September di Royal Melbourne Show untuk pertama kalinya. Dengan ikut andilnya Indonesia yang dimotori oleh DWP Melbourne dalam acara ini, Ibu Spica berharap hal ini akan menjadi kick-off yang baik dan dapat turut memicu semangat kerjasama yang nantinya mampu mendukung program-program serupa di masa yang akan datang.

Seusai sambutan, sosialisasi program kerja serta visi misi disampaikan secara apik oleh Ibu Sherry Abdi untuk anggota, khususnya bagi yang baru bergabung bersama DWP. Salah seorang peserta mengaku mendapat banyak pengetahuan tentang Dharma Wanita Persatuan. “Disini saya diterangkan tentang struktur organisasi semuanya dan saya merasa itu sangat bagus,” ungkap Ibu Dian yang mengaku baru bergabung satu setengah tahun dengan DWP Melbourne.

Sebelum menuju acara akhir, pergelaran seni lain pun ditampilkan. Diantaranya termasuk line dance yang terdiri dari dua tarian dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku yang menjadi persembahan spesial siang itu. Suasana semakin hidup saat hadirin dipersilakan ikut menari di tengah ruangan dengan diiringi music merdu. Di penghujung acara, lontong padang di sisi kiri ruangan pun disajikan sembari acara ditutup dengan makan siang bersama dan ramah tamah sesama. 

Sesuai namanya, dalam acara ramah tamah, canda tawa dan keakraban sangat terasa. Seorang anggota DWP mengaku bahagia dengan adanya acara ini. “Sudah lama ‘gak ketemu ibu-ibu DWP dan sekarang ketemu lagi jadi sekalian temu kangen juga silaturahmi dan halal bihalal,” ungkap Ibu Susi yang juga merupakan anggota angklung DWP Melbourne.

Ditemui seusai acara, Ibu Sherry Abdi menekankan pentingnya acara DWP untuk komunitas wanita di Melbourne. “Era global sekarang ‘gak cuma arisan, ‘gak cuma kumpul-kumpul tapi lebih dari itu. Kita juga punya program patchwork itu salah satu dalam bidang ekomoni kreatif kita. Kita mengajarkan kepada ibu-ibu cara membuat patchwork, siapa tau bisa menjadi sumber penghasilan buat mereka,” jelas ibu Sherry Abdi mengamini pernyataan Ibu Spica sebelumnya.

Jika September ada Royal Melbourne Show, Ibu Sherry mengatakan bahwa akan ada agenda besar lain dengan bazar yang lebih besar dan penampilan yang lebih beragam pada Hari Batik di bulan Oktober nanti. “Kita buat bazaar semurah mungkin dan terjangkau untuk semua!” tutup Ibu Sherry dengan senyum ramah.

Teks dan foto: Mutia Putri