Makna Ramadan di Mata Tiga Generasi

Bulan Ramadhan memang bulan penuh berkah. Berlomba-lomba untuk beribadah, berzakat, dan berkumpul bersama keluarga dan orang terdekat sudah menjadi lumrah di kalangan masyarakat Indonesia. Bagi kami yang tinggal di Melbourne, selain durasi puasa yang hanya 11 jam, tinggal di negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim dan jauh dari keluarga membuat suasana Ramadhan tidak sekental di tanah air. Belum lagi, kami harus menahan lapar dan haus setiap kali melewati restoran favorit yang biasa dikunjungi setiap hari. Supaya cerita kami semakin seru, OZIP mengundang wanita-wanita cantik dari tiga generasi ini untuk berbagi kisahnya menikmati bulan Ramadhan di Melbourne. Yuk, simak cerita mereka!

Dewi Savitri Wahab

IMG_0008Ibu Konsulat Jenderal RI Victoria

Hobby: Mencoba restoran baru di Melbourne, eksplor kegiatan-kegiatan seru di Melbourne setiap minggunya. (ibu konjen ternyata pembaca setia broadsheet.com.au loh!)

Makna Ramadhan untuk Ibu Konjen

Sepulang dari umrah kemarin, saya rasanya lebih khidmat memaknai bulan Ramadhan. Bulan suci yang dimanfaatkan untuk memperbaiki ibadah, memperbaiki diri, menahan marah, dan berbuat baik kepada sesama.

Kegiatan khusus di bulan Ramadhan:

Buka bersama, shalat tarawih bersama, witir, baca quran, dan sebagainya. Yang menarik juga, banyak undangan iftar dari berbagai kalangan termasuk dari Chamber of Commerce, membuat jadwal cukup padat jadi tidak bisa lagi mencoba-coba restaurant baru dan nongkrong-nongkrong.

Tantangan Bulan Ramadhan ala Ibu Konjen

Saya penggemar kopi, tidak minum kopi pagi-pagi atau sekedar mencium bau kopi itu tantangan besar buat saya!

Pengalaman Ramadhan Paling Berkesan

Buka bersama masyarakat Indonesia, khususnya kumpul bareng para mahasiswa. Saya sangat menghargai masyarakat Indonesia yang mau hadir dan ngobrol bareng.

Pengalaman Ramadhan di Negara Lain

Dulu saya pernah di Geneva, masyarakat Indonesia tidak banyak jadi hanya orang dari perwakilan saja yang ikut berkumpul. Ada masyarakat, mahasiswa, sampai organisasi islam. Setelah di Geneva, saya pernah menghabiskan Ramadhan di New York. Tantangannya juga cukup besar, terutama waktu Ramadhan banyak saya habiskan menghadiri rapat PBB dari 190 negara dan tidak semua muslim, jadi kalau siding jam 10 sampe jam 5 ya saya harus nahan puasa. Bedanya dengan di Melbourne, mungkin karena dekat dengan Indonesia, seringkali apa yang terjadi di Indonesia sering terefleksikan disini – rasanya pandangan politik itu yang harus kita tangani dengan baik.

Fadia Anselma

jEducator di kindergarten, ibu rumah tangga, 3 anak, ex-vokalis Bunglon

Makna Ramadhan untuk Fadia:

Saya baru berhijab tiga tahun lalu di bulan Ramadhan ketika hati saya terpanggil untuk mendekatkan diri sama yang di atas. Ramadhan juga means a lot for our family, walaupun saling sibuk sama kegiatan masing-masing, kita tetap bisa kumpul bareng sambil buka bersama. Apa yang kita jalani selama Ramadhan ini juga semoga bisa dijalani supaya kedepannya lebih baik lagi.

Kegiatan Fadia selama bulan Ramadhan:

Pulang kerja harus masak untuk keluarga meskipun kerja full time, baca quran sama anak-anak, tarawih di rumah, aktif di komunitas, salah satunya komunitas anging mamiri

Pengalaman Ramadhan paling berkesan di Melbourne:

Alhamdulillah tahun ini musim dingin, jadi puasanya lebih singkat. Apalagi saya kerja, jadi nggak terasa habis sahur, berangkat, pulangnya langsung buka puasa.

Makanan Sahur Favorit: Abon! Praktis J

 

Syeife Jasmine Alya Forgione

IMG_0066Student, 14 years old

What Ramadhan Means to Her:

It is the time when we can really learn about the children that is not as fortunate as us and when we get to fast we know how it feels like when we can’t eat.

Ramadhan Activities She Enjoyed Most:

I like waking up in the morning! It’s really nice, and if I wake up early I can think about what I can do for the rest of the day. If I wake up late I don’t have more time and I get grumpy when I go to school.

Her Favorite Ramadhan Rituals:

My favorite time of Ramadhan is when I spend it in Indonesia. Everyone can gather around, making food, it’s really special to have family with you, because we don’t have much family in Melbourne.

Her Favorite Food for Break Fast:

Nasi goreng, ayam goreng, cake