Lebaran Berkesan Tanpa Pembatasan

Sebagian besar negara di dunia telah pulih dari pandemi COVID-19, termasuk Indonesia dan Australia. Umat muslim di Indonesia kembali merayakan Idul Fitri dengan meriah setelah dua tahun pandemi dengan pembatasan kegiatan tatap muka dan juga perjalanan lintas daerah. 

Untuk Idul Fitri tahun ini, pemerintah Indonesia memperkirakan sekitar 85 juta pelancong akan melintasi kepulauan dengan sekitar 14 juta pelancong berangkat dari wilayah metropolitan Jakarta. Tradisi eksodus tahunan ini lebih tinggi daripada sebelum pandemi. Dalam seminggu terakhir, penerbangan internasional maupun domestik beroperasi normal, kemacetan lalu lintas yang mulai parah diakibatkan jutaan orang Indonesia berdesakan di dalam berbagai moda transportasi umum seperti pesawat terbang, kereta api, feri, bus, dan dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya, kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. 

Kembalinya tradisi mudik lebaran membawa kegembiraan bagi orang-orang, khususnya di Indonesia, negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Momen yang paling dirindukan yakni pertemuan dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Warga membanjiri jalan raya utama di kota-kota besar untuk kembali ke daerah asal mereka dengan tujuan merayakan hari raya bersama keluarga. 

Aktivitas ekonomi dan perdagangan yang mulai sibuk seiring dengan pembeli yang memadati pusat perbelanjaan meskipun harga pangan melonjak. Tradisi mudik tahunan makin bergelora setelah pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo tentang cuti bersama yang berlangsung dari tanggal 29 April hingga 6 Mei 2022. Pemerintah juga memutuskan untuk melonggarkan pembatasan perayaan hari raya untuk pertama kalinya sejak dua tahun lalu.

Di Australia, masyarakat juga tengah bangkit dari pandemi dan kembali bersilaturahmi dengan mengadakan berbagai kegiatan langsung selama Ramadhan hingga lebaran, seperti acara berbuka puasa bersama, iftar dengan berbagi makanan gratis dan festival kuliner di Queen Victoria Market. 

“Serasa pasar untuk berbuka puasa di Indonesia, tapi takjilnya dari negara-negara yang berbeda,” ungkap Ivany Hanifa Rahmi, seorang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Monash University. Komunitas muslim di Melbourne melaksanakan shalat Eid di Flagstaff Garden, masjid Westall dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di St Kilda. “Lebaran di Melbourne ini sangat terasa unity in diversity-nyakarena saat shalat Eid, di kiri kanan saya beda nationalities, uniknya mereka bagi-bagi coklat setelah sholat,” tambah Ivany.

Suasana hari raya yang lebih meriah juga terasa di masjid raya Istiqlal, Jakarta. Lebih dari ribuan masyarakat menghadiri shalat di masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut, yang sebelumnya sempat ditutup pada tahun 2020, ketika Ramadhan bertepatan dengan masuknya pandemi di Indonesia. 

“Kata-kata tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya saya hari ini. Setelah dua tahun berpisah dengan keluarga karena pandemi, hari ini kita bisa sholat Idul Fitri bersama lagi,” ujar Nahda, yang akhirnya bisa pulang ke Jakarta setelah terjebak lockdown cukup lama dan terbatas untuk melakukan perjalanan keluar dari Melbourne. “Semoga lebaran ini jadi momen yang tepat untuk melepas rindu,” ujarnya usai beribadah bersama keluarganya. 

Baik di Indonesia maupun di Australia, pada tahun ini kemeriahan lebaran kembali dirasakan, meskipun masih dengan aturan dan protokol kesehatan, perayaan istimewa diliputi emosi bahagia karena kebebasan dari berbagai pembatasan.

Teks: Evelynd

Foto: Berbagai sumber