Kibar Dwiwarna di Puncak Salju

 Jika ingin mendapatkan sesuatu yang berbeda, maka lakukanlah hal di luar kebiasaan. Barangkali itu pula yang diharapkan oleh Monash Indonesian Islamic Society (MIIS) pada peringatan HUT RI ke-69. Peringatan yang lazim dirayakan dengan upacara bendera dan aneka perlombaan di lapangan rumput hijau, tahun ini diselenggarakan di puncak gunung bersalju Mount Buller, Victoria, Australia.

 

Tepat pada 17 Agustus 2014, sebanyak 110 orang anggota MIIS termasuk anak-anak, turut memeriahkan upacara istimewa itu. Suasananya memang berbeda. Bercampur baur antara  khidmat, bangga, syukur, dan haru.

 

Bertindak sebagai pembina upacara adalah Ketua MIIS, Edi Riyanto (kandidat PhD bidang Arts). Sementara Fahd Pahdepie (mahasiswa Master of International Relations) selaku komandan upacara, Ari Pahlawi (kandidat PhD bidang musik) selaku dirigent, dan AM. Sidqi (mahasiswa Master of International Relations) selaku pengibar bendera.

 

“Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Di puncak salju ini, kita merayakan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69. Di sebuah tempat yang sangat jauh dari kampong halaman. Kita mungkin tidak akan sampai di sini dengan semua pencapaian yang telah kita raih, jika kita belum merdeka,” ujar Edi Riyanto pada amanatnya sebagai pembina upacara. “Kemerdekaan membuat kita bisa melakukan banyak hal, di mana pun dan menjadi apa pun, sejauh yang kita mau,” pungkas Edi menutup amanat pembina upacara.

 

Sementara, kelihaian dirigent Ari Pahlawi dalam memandu para peserta upacara menyanyikan lagu Indonesia Raya, menghadirkan perasaan mengharu biru yang tidak terbendung. Dan cuaca yang dingin berubah hangat ketika mengheningkan cipta dimulai. Semua kepala tertunduk dan memejamkan mata. Seketika hening. Hanya suara kibar dwiwarna yang terdengar dan lagu syahdu ciptaan T. Prawi yang memecah kebekuan salju.

 

Dengan seluruh angkasa raya memuji

Pahlawan negara

Nan gugur remaja diribaan bendera

Bela nusa bangsa

 

“Lihatlah! Betapa gagahnya Merah Putih kita berkibar. Warnanya yang sederhana menunjukan kedalaman makna: berani menentang penindasan dan suci perjuangan akan kebenaran,” teriak Fahd menggelorakan semngat semua peserta upacara.

 

Akhirnya, pekik merdeka bersahut-sahutan menutup upacara peringatan HUT RI ke-69 ala MIIS itu. Sang Merah Putih terus berkibar di bawah langit biru di atas putih salju gunung tertinggi di Victoria itu.

 

Meskipun diselenggarakan oleh Monash Indonesian Islamic Society (MIIS), acara ini terbuka bagi warga lintas agama dan universitas yang berniat merayakan peringatan proklamasi kemerdekaan dan bergembira bersama-sama. Menurut Mia Saadah, salah seorang peserta, acara ini merupakan kesempatan yang unik dan berkesan.

“Ini pertama kali dalam hidup saya mengikuti peringatan 17 Agustus di hamparan salju. Juga, bagi anak-anak diberikan pemahaman tentang pentingnya peringatan 17 Agustus bagi bangsa kita.,” tutur ibu seorang anak yang menekuni bidang kesehatan ibu dan bayi ini.

 

Gatot Soepriyanto, merasa acara ini sangat bagus untuk memupuk keakraban warga MIIS, sekaligus mengokohkan rasa kebangsaan lewat pengibaran bendera. “Yang tidak kalah penting adalah kesempatan langka berlibur dan bermain salju bersama keluarga yang tidak terjadi setiap hari,” ujar mahasiswa PhD Monash University bidang akuntansi itu.

 

“Kegiatan ini memberi kesan atas kebersamaan kita merayakan ikhtiar merdeka di tanah rantau,” tutur Ari Pahlawi. “Mendengar kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Sang Merah Putih yang berkibar-kibar di atas hamparan putih salju adalah pemandangan yang menakjubkan,” tegas kandidat PhD asal Aceh ini.

 

AM. Sidqi

Foto: dok. MIIS