Keunikan Perayaan Lebaran di Berbagai Negara

Setelah satu bulan menjalani bulan Ramadan, tiba saatnya bagi muslim merayakan hari kemenangan, atau yang dikenal dengan istilah Lebaran atau Idul Fitri. Pada hari ini, biasanya seluruh anggota keluarga berkumpul, saling bersalam-salaman, dan makan bersama. 

Perayaan dimulai dengan pembersihan pagi yang dikenal sebagai “ghusl”. Ini adalah proses mencuci tubuh untuk membersihkannya dari kotoran spiritual. Setelah itu, umat Islam mengenakan pakaian terbaik mereka. Di negara-negara tertentu, wanita juga menghiasi tangan mereka dengan pacar atau henna.

Kemudian, mereka menuju ke masjid setempat untuk salat Idul Fitri. Sebelum salat ini, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan zakat fitrah. Setiap Muslim dewasa didorong untuk menyumbangkan beras atau bahan pokok, dan memberikannya kepada mereka yang membutuhkan.

Proses mandi, salat subuh, zakat fitrah, dan ziarah adalah hal yang lumrah dilakukan oleh umat Islam di manapun berada. Terlepas dari praktik-praktik ini, tradisi dan kebiasaan unik hadir di antara komunitas Muslim di seluruh dunia. Bagaimana orang-orang dari berbagai negara merayakan Lebaran? Berikut ceritanya:

TURKI

Dengan populasi mayoritas Muslim, banyak keluarga di Turki melakukan perjalanan ke berbagai provinsi untuk mengunjungi kerabat selama liburan Lebaran. Biasanya mereka juga berduyun-duyun ke pantai, menikmati cuaca hangat selama libur Idul Fitri. Hari Lebaran kedua dan ketiga biasanya dihabiskan untuk bersantai di tepi laut yang indah, memancing, berenang, dan melakukan berbagai aktivitas menyenangkan lainnya di pantai.

Sebelum hari Lebaran, orang Turki melakukan perayaan Seker Bayrami dimana mereka  membersihkan rumah, berbelanja permen dan coklat, serta menyiapkan kue-kue tradisional khas Turkiye. Mereka juga memotong rambut dan melakukan perawatan serta mengenakan baju baru yang disebut bayramlık. Selama Seker Bayrami, banyak generasi muda mengunjungi yang lebih tua, sehingga penting untuk selalu menunjukkan rasa hormat selama mengunjungi orang tua. Mencium tangan kanan orang tua dan meletakkannya di dahi merupakan tradisi untuk menunjukkan rasa hormat. Orang-orang saling menyapa dengan mengucapkan Bayramınız kutlu/mübarek olsun, yang berarti “Semoga pesta anda diberkati”.

ISLANDIA

Meski Muslim masih menjadi minoritas penduduk Islandia, tetapi pelaksanaan Ramadan dan perayaan Idul Fitri selalu selalu memiliki kesan spesial tersendiri. Letak geografis Islandia membuat muslim di sana diharuskan berpuasa hingga 22 jam sehari. Meskipun ini terdengar seperti prestasi yang sangat menantang, para cendekiawan dan pakar Islam telah menawarkan alternatif bagi mereka yang tinggal di negeri matahari tengah malam ini. Muslim Islandia dapat memilih untuk berbuka puasa berdasarkan waktu matahari terbit dan terbenam dari negara terdekat, atau mengamati zona waktu Arab Saudi.

Idul Fitri dirayakan di salah satu dari Masjid di Reykjavík, ibu kota Islandia. Para jamaah akan disuguhi hidangan prasmanan internasional yang menggugah selera, termasuk makanan dari Indonesia, Mesir, dan Eritrea, untuk merayakan kesempatan suci dan penuh kegembiraan ini. Momen ini juga menjadi semakin menyenangkan karena adanya sesi bertukar hadiah antar teman dan anggota keluarga. 

MESIR

Tidak jauh berbeda dari dua negara sebelumnya, perayaan Idul Fitri di Mesir juga ditandai dengan mengunjungi anggota keluarga yang lebih tua setelah sholat. Seringkali, orang yang lebih tua memberikan sejumlah kecil uang kepada yang lebih muda dalam keluarga.

Dengan kumpul-kumpul keluarga menjadi fokus perayaan, banyak orang Mesir berkunjung ke taman dan kebun binatang untuk merayakan hari kemenangan. Kebun binatang Giza adalah salah satu lokasi paling populer untuk keluarga.

SELANDIA BARU

Perayaan Idul Fitri di Auckland dimulai dengan ritual sholat. Setelah itu, Taman Eden membuka pintunya untuk Hari Raya Idul Fitri dengan menyelenggarakan sebuah festival yang menampilkan semua jenis karnaval yang menyenangkan termasuk banteng mekanik, sepak bola, dan berbagai warung yang menjual makanan lezat dari seluruh wilayah.

Momen Hari Raya Idul Fitri adalah waktu yang tepat bagi keluarga dan teman-teman untuk menjalin silaturahmi, dan menjadi momentum mengenalkan salah satu perayaan penting umat muslim. Sambutan warga lokal non-muslim yang meramaikan acara ini juga membuat komunitas muslim Selandia Baru merasa dirangkul.

INDIA

Pada malam terakhir Ramadan sebelum hari raya Idul Fitri, tradisi unik yang dilakukan masyarakat India dikenal dengan Chand Raat. Di mana para wanita muslim di India kerap menghias tangan mereka menggunakan henna dengan berbagai pola cantik.

Tradisi Idul Fitri lainnya di India yaitu bertukar makanan manis serta menyantap berbagai sajian khas Idul Fitri di India seperti servai sebagai hidangan penutup.

INDONESIA

Perayaan Lebaran di Indonesia identik dengan mudik atau pulang ke kampung halaman. Banyak anak muda, pelajar, dan keluarga yang biasanya merantau di kota lain akan pulang mengunjungi orang tua mereka di kampung masing-masing. Ketika pulang, biasanya mereka akan membawa berbagai macam oleh-oleh atau makanan khas kota domisili mereka.

Beberapa hari sebelum Lebaran, para ibu rumah tangga akan sibuk menyiapkan kudapan khas Idulfitri, seperti opor, rendang, dan ketupat. Semua ini akan dinikmati di hari raya, Ketika semua anggota keluarga berkumpul dan saling salam-salaman untuk meminta maaf.

Malam sebelum Lebaran dikenal dengan malam Takbiran. Biasanya pada momentum ini akan ada banyak warga yang turun ke jalan-jalan sekitar komplek rumah mereka untuk melakukan Takbiran bersama-sama. Ada yang membawa toak di kendaraannya, dan ada juga yang berjalan kaki membawa obor.

AUSTRALIA

Ternyata komunitas Muslim di Australia cukup besar. Di beberapa daerah yang ditinggali banyak muslim biasanya akan ada masjid atau mushola. Namun, pada saat Lebaran, biasanya umat muslim akan menggunakan lapangan atau gedung olahraga. Khusus pada hari beasr ini, pemerintah setempat mengizinkan penggunaan taman umum sebagai tempat sembahyang dan takbir bisa digaungkan di dalam taman tersebut.

Sangat menarik melihat keberagaman umat muslim yang hadir. Sebagian besar adalah mahasiswa asal Indonesia atau ekspatriat dari Timur Tengah. Kamu bisa bersilaturahmi dengan muslim dari berbagai negara dan merasakan sense of belonging yang disatukan oleh keyakinan.

Teks: Jason Ngagianto 

Foto: Berbagai sumber