Isabelle Belajar Budaya Minangkabau di Padang

Isabelle Torriero, menjadi salah satu delegasi dari Australia untuk mengikuti program Indonesia Arts and Culture Scholarship (IACS) atau Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dari Kementerian Luar Negeri Indonesia. Aktif mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan hubungan Indonesia dan Australia, Isabelle juga bergabung di Australia Indonesia Youth Association (AIYA) Victoria sebagai Vice President. Ayo kita simak hasil wawancara OZIP denagn Isabelle yang berbagi pengalaman berharganya di Indonesia!

Ceritakan bagaimana awalnya kamu bisa mengikuti program BSBI di Padang!

Saya mendaftar program BSBI pada bulan Oktober tahun 2018, saat semester terakhir kuliah di University of Melbourne. Dari informasi KJRI di Melbourne dan AIYA Victoria, saya yakin bahwa BSBI merupakan kesempatan yang sangat unik untuk anak muda yang tertarik pada budaya dan seni. Selain untuk menambah pengetahuan dan keterampilan tentang budaya Indonesia, juga mendapatkan pengalaman kehidupan sehari-hari di Indonesia. Beberapa bulan sesudah saya mendaftar ke Kemlu, saya menerima konfirmasi dari KJRI di Melbourne bahwa saya lolos ke program BSBI 2019. Saat orientasi BSBI bulan Mei di Jakarta dengan 71 peserta lainnya, semua peserta dibagi menjadi 6 kelompok, dengan 12 peserta yang disebar ke 6 sanggar di seluruh Indonesia (Bali, Yogyakarta, Banyuwangi, Makassar, Kutai Kartanegara, dan Padang). Saya mengikuti tim Padang dengan 11 peserta lain dari negara-negara yang berbeda.

Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama mengikuti program BSBI?

Berbagai kegiatan saya di Padang antara lain belajar dan memahami budaya setempat (budaya Minangkabau dan Bahasa Minang), khususnya melalui tarian dan musik tradisional. Kami belajar tari piring, tari indang, musik tradisional dan lagu Minang oleh pelatih musik dan tari yang luar biasa sangat berbakat dan berpengetahuan luas di Sanggar Syofyani di Padang. Fokusnya untuk mempersiapkan peserta BSBI Padang untuk beberapa pertunjukkan seni dan budaya kecil di Sumatera Barat dan pertunjukkan besar terakhir di Banyuwangi dengan semua sanggar di program BSBI yang disiarkan televisi melalui Indonesia Channel. Selain dari itu, kami belajar bahasa Indonesia di Universitas Baiturrahmah, mengikuti banyak acara dan festival di Padang dan sekitarnya. Pada waktu luang, kami mengunjungi banyak tempat wisata yang sangatlah indah dan menarik seperti Sawah Lunto, Istana Pagaruyung Batusangkar, Pulau Pisang, Pulau Sarindah dan Pacu Jawi di Tanah Datar dan tentu saja menikmati nasi padang dan rendang. 

Seni budaya apa yang paling kamu sukai? Mengapa menyukainya? (tarian, musik, randai)

Saya sangat menikmati semuanya, tapi yang paling menarik untukku pasti belajar tari piring. Walaupun tari itu sangat menakutkan dan sulit pada awalnya, menari piring dan lilin (kami memecahkan hampir 120 piring!) pengalamanku belajar tari itu sangat bermanfaat. Di Sanggar Syofyani, kami tidak hanya diajar gerakan tarian tapi juga simbolis tarian itu dan makna di balik setiap gerakan, kostum dan musik. Semuanya sangat istimewa dan punya hubungan yang kuat dengan budaya orang Minang. 

Pengalaman apa yang paling berkesan selama kamu mengikuti program BSBI?

Persahabatan yang diciptakan antara peserta BSBI dan anggota Sanggar Syofyani di Padang sangat penting untuk saya. Kadang-kadang program BSBI penuh tantangan untuk semua peserta, tapi karena hubungan yang diciptakan antara semua peserta dan anggota sanggar sangat kuat, positif dan suportif, tantangan-tantangan selalu mudah diatasi.  Saya tidak bisa memberi hanya satu pengalaman yang terbaik, karena semua pengalaman saya di BSBI tak terlupakan. Pertunjukkan terakhir di Banyuwangi sangat istimewa bagi saya. Saat itu saya merasa sangat bangga dan beruntung atas kesempatan itu, memperlihatkan tarian dan musik tradisional dari Sumatera Barat kepada ribuan orang Indonesia dengan kelompok orang yang menjadi teman akrab dan keluarga bagi saya dari Padang. 

Bagaimana perspektifmu tentang Indonesia sebelum dan sesudah mengikuti BSBI?

Seperti semua negara, Indonesia memiliki kekurangan  atau masalah, tetapi salah satu kekuatan atau kualitas unik negara Indonesia adalah kebhinekaannya. Pengalaman saya dengan BSBI memperkuat perspektif tentang kebhinekaan tiap-tiap wilayah nusantara dalam hal budaya, agama dan keyakinan lainnya – misalnya kehidupan masyarakat, tata cara dan pola pikir. Walaupun demikian, semua bisa menyatu untuk menjadi satu negara. Indonesia adalah negara yang kaya dengan keragaman budayanya, dan harapan saya bahwa lebih banyak orang Australia bisa mendapatkan pengalaman seperti ini agar dapat berpartisipasi dan mendukung hubungan dekat antara Australia dan Indonesia pada masa depan. 

Teks: Evelynd

Foto: Isabelle