Dari Karyawan Menjadi Entrepreneur

Jika 10 orang saya tanya siapa yang ingin memiliki bisnis sendiri, kemungkinan besar 9 dari semua orang tersebut mengangkat tangan dan berkata, “Saya mau, tetapi…”

Memang, impian menjadi bos sendiri pasti ada di pikiran semua orang. Siapa yang tidak tergiur dengan ide untuk menghasilkan banyak uang dengan sedikit bekerja. Namun banyak orang tidak mengerti apa yang sesungguhnya dibutuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses.

Bagi orang-orang yang pesimis, menjadi entrepreneur adalah memiliki suatu phobia tersendiri. Pertanyaan dan pernyataan seperti “Modal dari mana?”, “Ide yang bagus apa ya?”, “Saya masih terlalu muda”, atau “Saya sudah terlalu Tua” adalah umum bagi kelompok ini.

Sebaliknya bagi yang over confident, bisnis adalah sesuatu yang dirasa natural dan tidak membutuhkan banyak pemikiran. Alhasil, banyak bisnis gagal dikarenakan kurangnya perencanaan dan implementasi yang benar.

 

Dibawah ini saya tuturkan 3 langkah pertama yang harus diambil jika anda ingin bertransisi dari kehidupan sebagai karyawan menjadi seorang entrepreneur.

 

Mematangkan Ide

Sebuah ide yang bagus memiliki pasar yang jelas, pengertian atas kemauan pasar dan bagaimana menjawab kemauan itu melalui jasa atau barang yang di produksi.

Ide bisnis yang bagus tidak selalu harus membutuhkan modal besar. Mulai dari di mana anda berada saat ini. Lihat pengalaman anda, bakat, dan network yang anda miliki. Saya mendorong untuk para pembaca Ozip yang setia untuk mulai bernetworking dengan entrepreneur-entrepreneur yang lain.

 

Memang secara alami, kita sebagai orang Asia tidak terlalu membangun network professional. Orang Asia pada umumnya sangatlah akrab secara pribadi dengan teman-teman sebaya, tetangga dan lain sebagainya. Namun untuk mencapai sukses yang sesungguhnya dan bertumbuh menjadi entrepreneur yang tulen, kita harus bisa bergaul dengan orang-orang yang positif dan mempunyai semangat entrepreneur yang sama.

 

Mencari Dukungan

Bisnis di mana pun kita berada bukanlah permainan solo. Selain networking, untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses kita juga harus memiliki support yang kuat dari orang orang sekitar kita.

Ketika kita bertransisi dari seorang karyawan menjadi pebisnis, dalam sekejap kita menjadi “orang lain” di mata teman dan keluarga terdekat. Lebih independen, berani, kreatif, dan mempunyai jalan pemikiran yang panjang. Sementara keluarga dan teman kita masih mengharapkan sesosok pribadi seperti sebelumnya.

 

Hal ini sangat penting terutama untuk pasangan hidup kita, bagi yang sudah berkeluarga. Saat kita memulai bisnis sebagai pasangan, hal ini tidak lagi perkara pribadi, melainkan urusan bersama. Banyak hal yang harus dibicarakan dengan pasangan kita (istri atau suami) supaya konflik keluarga dapat dihindari.

 

Membuat Strategi yang Tepat

Tanpa strategi, perang tidak dapat dimenangkan. Tanpa strategi yang tepat, sebuah bisnis tidak mungkin dapat mengalahkan kompetisi yang berada di sekitar kita. Pertanyaan yang harus anda tanyakan untuk menemukan strategi yang tepat adalah:

“Bagaimana caranya untuk membuat bisnis kita menjadi lebih terpandang dibandingkan kompetisi yang lain?”

 

Hal ini memang tidak mudah, tetapi dapat dilakukan. Kesalahpahaman yang umum mengenai hal ini adalah strategi yang benar membutuhkan modal yang besar. Di jaman yang sudah sangat modern ini, pernyataan ini tidaklah benar. Jika anda teliti dan mau berkreativitas, anda akan melihat ada banyak jalan untuk mengungguli lawan tanpa harus menghabiskan banyak uang.

 

Save The Date

Uraian di atas hanyalah sebagian 3 dari proses 9 langkah yang harus dilakukan untuk berhasil bertransisi dari seorang karyawan menjadi entrepreneur. Untuk lebih jauh lagi, Accolade Coaching bekerja sama dengan sebuah bank ternama Australia, akan mengadakan seminar “9 Steps Plan to Win The Game of Entrepreneurship” pada hari Selasa tanggal 28 Oktober 2014.

Untuk info selanjutnya, silakan menghubungi info@accoladecoaching.com.au atau mengikuti Accolade Coaching melalui Facebook atau LinkedIn.

 

Headshot EmmanuelEmmanuel Setyawan

Owner dan pendiri dari Accolade Coaching yang juga merupakan coordinator Entrepreneurship Program untuk Indonesian Business Centre (IBC) Melbourne. (http://www.ibcm.org.au/)

 

 

 

Sumber gambar: http://thinkmarketingmagazine.com/