Dampak Coronavirus Masih Terasa, Bagaimana Nasib Bisnis Restoran di Melbourne?

Sudah lebih dari dua bulan semenjak pemerintah Australia menetapkan lockdown. Meskipun saat ini kebijakan pemerintah sudah diperlonggar, namun sebagian besar bisnis masih merasakan dampak dari virus korona selama dua bulan terakhir ini.

Adalah bisnis restoran, salah satu dari banyaknya lini bisnis yang terkena dampak dari virus COVID-19 ini. Terutama karena adanya peraturan pembatasan untuk tidak boleh makan di tempat yang berjalan sejak akhir Maret lalu. OZIP berkesempatan mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di kawasan South Morang, sekitar 21 km dari kawasan pusat bisnis kota Melbourne, untuk melihat kondisi kafe dan restoran di pusat perbelanjaan tersebut.

Area kafe dan restoran yang biasanya ramai dipadati pengunjung, kini sepi dan menjadi jauh dari kata “hidup”. Restoran-restoran ini dari luar nampak seperti toko tutup, namun sebagian besar sebenarnya tetap buka dengan memajang tulisan “take away only”. OZIP kemudian mengunjungi salah satu restoran Jepang yang masih buka untuk berbicang dengan salah satu karyawannya, Susan, seputar bagaimana bisnis tempat dia bekerja survive dalam kondisi seperti ini.

Menurut Susan, kondisi restoran dua bulan terakhir memang mengalami perubahan yang signifikan. Dari banyaknya jumlah pengunjung dalam kondisi normal, kini transaksi berkurang hingga 50% yang disinyalir karena hanya menerima pesanan take away. Hal ini tentu berdampak pada penghasilan restoran yang menurun drastis, bahkan salah satu cabang restoran ini terpaksa tutup karena mengalami kerugian beberapa bulan terakhir. “Tadinya saya bekerja di toko cabang lain, tapi kemudian saya dipindahkan ke sini karena cabang tersebut ditutup,” jelas Susan.

Tak hanya itu, hingga awal Juni ini, ia belum kunjung mendapatkan jam kerja tambahan. “Banyak dari kami yang rata-rata biasanya bekerja lebih dari 3 hari dalam seminggu, sekarang hanya mendapatkan giliran untuk bekerja 1 hari dalam seminggu,” ceritanya.

Memang di masa seperti ini banyak restoran terpaksa memangkas jam kerja pekerja atau bahkan merumahkan karyawan mereka untuk menekan biaya operasional. “Semoga dengan peraturan baru yang memperbolehkan maksimal 20 orang untuk makan di tempat mulai Juni ini akan membuat keadaan berangsur membaik,” harap Susan.

Memang tidak mudah untuk bertahan bagi pemilik bisnis maupun para karyawan yang terdampak pandemi ini. Namun, sebaiknya kita semua tidak kehilangan harapan untuk tetap optimis dan tidak berhenti berusaha serta berdoa. Semoga keadaan segera pulih dan jangan lupa untuk tetap jaga jarak dan menjaga kebersihan untuk mencegah penularan COVID-19.

Teks: Stefanie Grace

Foto: dari berbagai sumber