Cerita Project Leader Alumni Grant Scheme Lia Rosida tentang Aur Sembalun

“Aur Sembalun is home to thousands of bamboo plants located near the hiking trail to Anak Dara Hill, Sembalun Lawang, a village on the hillside of Mount Rinjani, the second-highest volcano in Indonesia with a dazzling view of Segara Anak Lake within its caldera. The word ‘aur’ means “bamboo” in Sasak, our local language. Aur Sembalun is an ecotourism site for bamboo conservation, education, and community development.”

Begitu caption salah satu video di kanal Youtube milik Aur Sembalun yang dipiloti Lia Rosida, sosok di rubrik profil OZIP kali ini. Aur Sembalun, menjadi salah satu project terpilih dalam Alumni Grant Scheme (AGS) 2021. Program yang memiliki dua round setiap tahunnya ini merupakan salah satu inisiatif untuk mewadahi karya alumni Negeri Kangguru asal Indonesia untuk memberikan impact bagi tanah air. 

Kali ini OZIP berkesempatan untuk mengenal salah satu project leader penerima AGS, Lia Rosida, alumnus University of Melbourne yang mengembangkan pariwisata alternatif di Sembalun, Lombok, NTB ini. Selamat membaca!

Boleh diceritakan sedikit mengenai tema project AGS yang Mbak Lia ambil. Temanya tentang apa? 

Namanya Bamboo Conservation for Ecotourism Development in Sembalun. Kegiatan pengabdian ini lebih kepada peningkatan kapasitas masyarakat Sembalun untuk mengembangkan pariwisata alternatif berbasis ekowisata. Hutan bambu memiliki competitive advantage sebagai tanaman yang sangat ramah lingkungan dan memiliki nilai budaya untuk masyarakat Sembalun sehingga perlu dikembangkan dan dilestarikan. 

Apa yang melatarbelakangi Mbak Lia dan team untuk mengambil tema ini? 

Karena perlunya ada destinasi wisata alternatif di Lombok NTB yang berbasis lingkungan dan budaya sebagai destinasi pendukung untuk menjadikan Lombok sebagai destinasi yang berkelanjutan. Selain itu, adanya ekowisata bambu ini dapat memperkenalkan kepada generasi muda tentang budaya masyarakat sekitar yang sangat erat kaitannya dengan penggunaan bambu. 

Apakah project-nya masih berlangsung hingga sekarang? 

Project pendampingan sudah berakhir pertengahan tahun 2021 lalu, tapi masyarakat hingga saat ini masih mengelola ekowisata bambu sebagai objek wisata. Namun, memang perlu adanya program pendampingan lanjutan agar lebih sustainable. 

Menurut Mbak Lia sebagai leader, apa tantangan terbesar dalam menjalankan project ini? 

Tantangan terbesar adalah ketika kita mendorong masyarakat untuk memulai suatu hal luar biasa dari nol seperti memotivasi masyarakat untuk terus berkarya dan berkomitmen untuk membangun konsep pariwisata alternatif yang memiliki segmentasi pasar yang cukup menantang untuk dijangkau. 

Bagaimana pandemi memberikan imbas pada project Mbak Lia dan teman-teman? 

Sebenarnya untuk program pendampingan tidak terlalu berdampak, tapi cukup berdampak kepada bagaimana mencari pasar wisatawan untuk ekowisata bambu yang biasanya lebih menyasar kepada wisatawan mancanegara. 

Harapan Mbak Lia dengan berjalannya project ini? 

Harapannya, semoga kedepannya masyarakat, dan pemerintah desa serta pemerintah daerah setempat terus membenahi ekowisata bambu dan meningkatkan pemasaran supaya memberikan manfaat ekonomi yang signifikan kepada masyarakat.

Yang penasaran dengan project Aur Sembalun, dapat mengunjungi website-nya di www.aursembalun.com, Instagram @aursembalun, dan Facebook aur.sembalun. Apakah OZIPmates salah satu alumnus kampus Australia dan memiliki ide untuk membantu Indonesia? Yuk daftarkan project kamu di AGS 2022!

PROFILE:

Lia Rosida is a National Expert on Communication for UNIDO (United Nations Industrial Development Organization), a former lecturer at Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram, and a former Secretary for West Nusa Tenggara Regional Tourism Promotion Board. She earned a bachelor’s degree in English for Education IKIP Mataram, Indonesia in 2012 and a Master’s degree in Development Studies from the University of Melbourne, Australia in December 2015. She formerly worked as Communication Consultant for World Bank Indonesia from 2016 to 2018.

Teks: Mutia Putri

Foto: Aur Sembalun dan Lia Rosida