Blusukan: Mengintip pembangunan MRT & LRT Jakarta

Sudah tahu kan kalau di Jakarta sekarang tengah dibangun jalur transportasi publik untuk kereta cepat MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit)? Padahal proyek ini sebenarnya sudah direncanakan 26 tahun lalu. Jika dikerjakan pada kala itu, kemungkinan terbesar masalah transportasi umum di Jakarta sudah teratasi dan Indonesia tidak akan tertinggal. Namun sebagai warga Jakarta tentu saja saya masih bersyukur karena proyek ini walaupun terlambat tetap dijalankan. Kabarnya proses pembangunannya sudah diklaim mencapai 45 persen oleh PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta (Kompas,2/11) dengan indikator telah selesainya beberapa pembangunan stasiun area publik atau concourse. Sedangkan LRT karena tidak terlalu rumit masih melakukan pemasangan tiang-tiang pancang disekitar Jakarta yang tidak dilalui MRT.

Asril_Jakar-Proyek MRT Jakarta

Penasaran dengan kebenaran berita ini, saya langsung saja mengontak teman yang kebetulan terlibat dalam proses pembangunan MRT Jakarta ini.  Sayangnya dia tidak mau disebutkan namanya dan membenarkan bahwa pembangunan beberapa concourse bawah tanah memang sudah rampung. Concourse adalah area publik di stasiun yang biasanya digunakan sebagai tempat kegiatan komersil seperti penjualan tiket penumpang maupun lainnya seperti café, toko dan restoran. Jadi setelah turun dari atas permukaan tanah, penumpang akan turun ke dalam concourse yang berada dibawah tanah, dan calon penumpang tentu saja akan melewati area ini sebelum mencapai peron atau platform.

Asril_Jakar-Jakarta Dalam Pembangunan MRT

Sebagai gambaran untuk pembangunan MRT Jakarta tahap satu terbagi atas tiga belas stasiun yang terdiri dari tujuh stasiun layang dimulai dari Depot Utama Lebak Bulus sampai Al-Azhar dan enam stasiun bawah tanah yang sudah rampung yaitu  Senayan, GBK, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas dan terakhir di Bunderan HI. Untuk concourse yang berada di bawah tanah memiliki panjang sekitar 400 meter dan lebar 25 meter dan secara fisik pembuatan dinding, langit-langit dan tangga telah selesai. Tinggal menunggu saja setiap concourse ini disambungkan dengan dua buah tunnel yang secara parallel tengah melakukan pengeboran terowongan dengan menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM).

 

Seperti yang banyak diberitakan media di Indonesia. Pengeboran terowongan yang secara resmi pertama kali dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan menggunakan mesin bor raksasa atau Tunnel Boring Machine (TBM) pertama kali dimulai sejak (21/9). Saat ini sebanyak empat buah TBM beroperasi yang berfungsi melubangi jalan sepanjang Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin, Jakarta. Mesin pertama diberi gelar Antareja oleh Presiden sebagai simbol pewayangan dimana Antareja adalah anak Bima yang bisa masuk ke dalam tanah. Mesin bor ini diproduksi perusahaan Jepang bernama Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC), menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia. TBM ini memiliki diameter 6.7 meter, panjang 43 meter dan bobotnya mencapai 323 ton. Bekerja tiada henti mampu melubangi jalanan sepanjang 8 meter perhari dan diproyeksikan selesai sampai akhir Desember 2016.

Asril_Jakar - Suasana Pembangunan MRT

Proses pengeboran memang tidak akan terlihat oleh publik. Karena memang dilakukan di dalam tanah dengan kedalaman 25 meter. Pengerjaannya secara hati-hati agar tidak menimbulkan kebisingan dan getaran. Terutama di stasiun Dukuh Atas karena letak terowongan berada paling dalam dibawah Banjir Kanal Barat. Nantinya stasiun MRT akan memiliki 2 tingkat atau level bangun. Lantai atas untuk area komersial sedangkan lantai paling bawah untuk area platform (peron kereta). Sedangkan untuk stasiun layang (elevated) bangunan akan dibuat memanjang untuk area komersial dan area peron dengan ketinggian 12 sampai 15 meter diatas tanah.

 

Sebenarnya pembangunan MRT Jakarta kali ini diawali dengan pengerjaan koridor jalur utama yang menghubungkan Jakarta dari arah Selatan ke Utara (SU) dengan panjang sekitar 23.8 kilometer (Lebak Bulus sampai Kampung Bandan). Namun pembangunannya dibagi dua tahap yaitu tahap satu dimulai sejak 2015 dan selesai tahun 2018 (Lebak Bulus sampai Bunderan HI) dan dilanjutkan tahap dua akan selesai tahun 2020 (Bunderan HI sampai Kampung Bandan). Nantinya koridor utama ini menjadi penghubung untuk koridor-koridor lainnya yang direncanakan secara bertahap termasuk pembangunan stasiun sentral sebagai jalur integrasi dengan moda transportasi publik lainnya yang sudah ada seperti TransJakarta dan LRT maupun KRL yang saat ini paralel tengah dibangun juga menghubungkan wilayah Jakarta dan Outer Jakarta.

Asril_JakarProyek Pembangunan MRT

Pembangunan MRT Jakarta memang sangat masif terlihat oleh mata. Sebagai contoh pengerjaan Depo Utama yang berada di Lebak Bulus. Baru sebulan yang lalu saya lewat masih tampak bangunan stadion. Namun kini bekasnya tidak tampak lagi, bangunan stadion yang megah dahulu seluruhnya sudah rata dengan tanah. Begitupun kondisi jalanan utama seperti Sudirman dan MH Thamrin yang terkenal rapi kini sudah terlihat semrawut dengan kondisi aspal yang tidak mulus. Akibat pengerjaan beberapa stasiun MRT yang menyebabkan jalanan menjadi bergelombang dan berlubang serta menyempitnya pedestrian yang sangat tidak layak karena menjadi lebih kecil dan berdebu.

 

 

Untuk pembangunan Light Rapid Transit (LRT) sendiri baru dimulai bulan September lalu dengan pembangunan dua buah lajur dari tujuh lajur yang direncanakan. Lajur pertama dimulai dari Terminal 3 Ultima yang tengah dibangun sebagai terminal modern pertama di Bandara Soekarno-Hatta hingga stasiun akhir di Kemayoran dan Lajur Kedua dibangun melingkar mengubungkan Kebayoran Lama hingga Kelapa Gading sepanjang 21,6 km. Total 7 jalur LRT yang akan dibangun di Jakarta sepanjang 115,7 km dan sangat ideal untuk mengatasi kemacetan di Jakarta yang sudah sangat parah. Asril_Jakar-Tunnel SenayanKedepannya disetiap stasiun LRT dan MRT akan ada fasilitas park and ride. Kabarnya pemerintah provinsi menggandeng parkir gedung sebagai mitra untuk memberikan fasilitas kepada calon penumpang MRT dan LRT untuk memarkirkan kendaraan pribadinya sebelum memasuki jalanan Jakarta. Karena jika fasilitas transportasi public ini beroperasi sebagian jalanan utama di Jakarta akan menerapkan sistem berbayar melalui ERP.

 

Yang menggembirakan adalah rencana memperlebar jalur pedestrian di sepanjang Jalan Asril_Jakar-Rendering Stasiun MRT Asril_Jakar-Maket stasiun Blok MSudirman dan MH Thamrin Jakarta. Saat ini diberbagai media sering dipublikasi rencana pemerintah provinsi DKI Jakarta yang akan menjadikan kawasan tersebut sebagai jalur utama pejalan kaki. Karena sebagian besar nantinya warga Jakarta akan keluar masuk stasiun melalui pedestrian menuju atau keluar stasiun MRT dan LRT. Sehingga wajah Jalanan Jakarta akan berubah kelak dengan membatasi gerak kendaraan pribadi dan mengurangi parkir gedung disekitar jalur MRT dan LRT dimana pemerintah provinsi mewajibkan gedung tanpa ada pagar pembatas karena akan digunakan untuk jalur pedestrian.

 

Menanggapi hal tersebut sebagian warga Jakarta yang saya ajak ngobrol tak mempermasalahkan. Menurut Abdi Wiguna (29) warga Bendungan Hilir sangat menilai positif pembangunan MRT dan LRT yang tengah berjalan. “Biar ajalah sekarang macet dan bertambah parah, susah sekarang mau bawa kendaraan tapi kan nanti Jakarta punya kereta modern yang  tidak kalah dengan kota-kota besar di dunia”. Bahkan sebagian warga Jakarta rasanya sudah tidak sabar menunggu untuk mencoba MRT dan LRT pertama di Indonesia segera beroperasi. Walaupun Kedua proyek MRT dan LRT ini dibangun secara terpisah dalam konsorsium yang berbeda. Namun semuanya dijadwalkan beroperasi secara bersamaan pada tahun 2018.

 

 

Asril Wardhani

Blog: asrilwardhani.wordpress.com

IG:@asriel1606